Togel Online Terlengkap dan Terpercaya 2022 online togel terlengkap kami menyediakan permainan online togel terbaik dan terpercaya di Indonesia.

Rekomendasi memilih situs online togel tebaik tahun 2021, menerima deposit menggunakan pulsa

Studi Pendahuluan Bentuk Simbol Penyatuan dalam Tradisi India Kuno yang Ditemukan di Indonesia | AMERTA Amerta

Studi Pendahuluan Bentuk Simbol Penyatuan dalam Tradisi India Kuno yang Ditemukan di Indonesia

Authors

  • Harriyadi Harriyadi Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
DOI     10.24832/amt.v39i2.113-128

Keywords:

liṅga yoni, bodhyagrimudrā, shatkona, life unification

Abstract

Abstract. Preliminary Study Of Unification Symbols Form From Ancient India Tradition Found In Indonesia. Humans and symbols have a bond that cannot be separated from each other because they always appear in a community group. During the Hindu-Buddhist period in Indonesia, various signs related to religion appeared. One of the religious practices that developed is the worship of the union of life. This study aims to identify the form of symbols and the meaning of the worship of the unification of life for the Hindu-Buddhist period. This study was conducted by collecting data on the worship of the union of life from various secondary sources in research reports, journals, and articles. Data collection is also focused on finding data on artifacts in Indonesia associated with symbols of the unification of life. The data collection results between mythology in India and artifacts in Indonesia are then synthesized to obtain a form of embodiment of the unification of life during the Hindu-Buddhist period in Indonesia. The study results show that the concept of the unification of life is symbolized in the linga-yoni, mudrā bodhyagrimudrā, and shatkona. Depictions of the yoni phallus and shatkona can be found in Indonesia. In Buddhism in Indonesia, the concept of the unification of life is symbolized in the mudrā bodhyagrimudrā found in the Mahavairocana Buddha statue. The gesture of the bodhyagrimudrā hand is a representation of the union of males and females. The depiction of the unification of life is more aimed at fulfilling religious needs, namely to achieve release (moksha) in Hinduism and achieve nirvana in Buddhism.

 

Abstrak. Manusia dan simbol memiliki ikatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena selalu muncul dalam suatu kelompok masyarakat. Pada masa Hindu-Buddha di Indonesia  muncul berbagai simbol yang berkaitan dengan religi. Salah satu praktik religi yang berkembang adalah pemujaan penyatuan kehidupan. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk simbol dan makna pemujaan penyatuan kehidupan bagi masyarakat pada masa Hindu-Buddha. Kajian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data mengenai pemujaan terhadap penyatuan kehidupan dari berbagai sumber sekunder berupa laporan penelitian, jurnal, dan artikel. Pengumpulan data juga difokuskan untuk mencari data objek artefak di Indonesia yang berhubungan dengan simbol penyatuan kehidupan. Hasil dari pengumpulan data antara mitologi di India dan artefak di Indonesia kemudian disintesiskan untuk mendapatkan bentuk perwujudan penyatuan kehidupan pada masa Hindu-Buddha di Indonesia. Hasil kajian menunjukkan bahwa konsep penyatuan kehidupan disimbolkan dalam lingga-yoni, mudrā bodhyagrimudrā, dan shatkona. Penggambaran lingga yoni dan shatkona dapat ditemukan di Indonesia. Dalam agama Buddha di Indonesia konsep penyatuan kehidupan disimbolkan dalam mudrā bodhyagrimudrā yang dijumpai pada arca Buddha Mahavairocana. Sikap tangan bodhyagrimudrā merupakan representasi penyatuan laki-laki dan perempuan. Penggambaran penyatuan kehidupan lebih ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan religi, yaitu mencapai pelepasan (moksha) dalam agama Hindu dan mencapai nirwana dalam agama Buddha.

References

Afandi, Ahmad. 2016. “Kepercayaan Animisme-Dinamisme serta Adaptasi Kebudayaan Hindu-Buddha dengan Kebudayaan Asli di Pulau Lombok-NTP”. dalam Historis Vol. 1 (1) : 1–9.

Agustianto A. 2011. “Makna Simbol dalam Kebudayaan Manusia”. dalam Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 8 (1): 1--7.

Balai Pelestarian Cagar Budaya. 2011. Katalog Koleksi Arca Perunggu. Cetakan II. Yogyakarta: Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta.

Cahyono, M. Dwi. 2012. “Makna dan Fungsi Simbol Seks dalam Ritus Kesuburan Masa Majapahit”. dalam Amerta, Vol. 30 (1): 19–44.

Chatterjee, Gautam. 1998. “Concepts, Symbols, and Beyod Hindu Cosmology”. in Discover India, July 1998.

Fahruddin, Ahmad dan Y. Hanan Pamungkas. 2013. “Saiwasiddhanta Penelusuran Aliran Siwaisme di Jawa Timur Periode Klasik”. dalam Avatara 2 (1): 241–54.

Frederic, Louis. 1995. Flammarion Iconographic Guides; Buddhism. Paris: Flammarion.

Ginarsa, Ketut. 1984. Gambar Lambang. Denpasar: CV Kayumas.

Gosh, Bhajagovinda. 1992. “Concept of Prajna and Upaya”. in Bulletin of Tibetology 28: 41–49.

Hardiati, Endang Sri. 1994. “Classical Period of The Indonesian Culture”. in Aspects of Indonesian Archaeology No.15: 1–23.

Harriyadi. 2019. “Pertimbangan Pemilihan Lokasi Kompleks Candi Dieng”. dalam Amerta, Vol. 37 (2): 123–38.

Haryono, Timbul. 1980. “Singa dalam Kesenian Hindu di Jawa Tengah”. dalam Berkala Arkeologi 1 (Maret): 42–51.

Indrajaya, Agustijanto. 2011. “Karakteristik Temuan Yoni di Sekitar Candi Borobudur”. dalam Kalpataru 20 (1): 11–20.

Jouveau-Dubreuil, G. 1937. Iconography of Southern India. Paris: Librairie Orientaliste Paul Geuthner.

Kabade, Rahul. 2012. Sri Muruga. Wembley: Muruga Publications.

Kempers, August Johan Bernet. 1959. Ancient Indonesian Art. Cambridge: Harvard University Press.

Langer, Susanne K. 1953. Feeling and Form A Theory of Art. New York: Charles Scribner’s Sons.

Luczanits, Christian. 2013. “The Many Face of Buddha Vairocana”. In The All-Knowing Buddha: A Secret Guide. University of Washington Press: Rubin Museum of Art.

Marselinawati, Putu Sri. 2018. “Kosmologi Hindu dalam Sankhya-Yoga”. dalam Genta Hredaya, Vol. 2: 85–92.

Maulana, Ratnaesih. 2002. “Siva Mahadeva: Suatu Analisis Ikonografi di Jawa Timur Masa Hindu-Buddha”. dalam Makara, Sosial Humaniora, Vol. 6 (1): 1–6.

Mercay, Jessie J. 2008. Fabric of The Universe: The Origins, Implications, and Applications of Vastu Science. Third. Chennai: Daksina Publishing House.

Murdihastomo, Ashar. 2018. “Dua Tipe Ornamentasi Candi Perwara di Kompleks Candi Sewu”. dalam Kalpataru, Vol. 27 (2): 66–79.

———. 2019. “Identifikasi Dewa-Dewi Agama Hindu-Buddha sebagai Dewa Pelindung Pelayaran”. dalam Naditira Widya, Vol.13 (2): 87–104.

Nastiti, Titi Surti. 2014. “Jejak-Jejak Peradaban Hindu Buddha di Nusantara”. dalam Kalpataru, Majalah Arkeologi. Vol. 23 (1): 35-49.

Pradnyawan, Dwi. 2009. “Candi Siwa di Jawa”. In Proceeding International Seminar: Archaeology Art and Identity. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Puspa, Ida Ayu, Ni Putu Sinta Dewi, Ida Bagus Subrahmaniam Saitya. 2019. “Komunikasi Simbolik dalam Penggunaan Upakara Yajña Pada Ritual Hindu”. dalam Widya Duta, Vol. 14 (1): 20–28.

Rao, T.A. Gopinatha. 1916. Elements of Hindu Iconography, Vol. II. Madras: The Law Printing House Mount Road.

Rema, Nyoman. 2013. “Makna Air bagi Masyarakat Bali”. dalam Forum Arkeologi Vol. 26 (2): 109–124.

Rema, Nyoman dan Nyoman Sunarya. 2015. “Lingga Berhias Padma Astadala”. dalam Forum Arkeologi, Vol. 28 (2): 79–88.

Rochman, Ibnu. 2003. “Simbolisme Agama dalam Politik Islam”. dalam Jurnal Filsafat, Jilid 13 (1): 95–102.

Santiko, Hariani. 1977. “Dewi Sri di Jawa”. In Pertemuan Ilmiah Arkeologi Cibulan, 291–302. Jakarta: Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional.

———. 2011. “The Role of Bhima at Candi Sukuh as Represented by a Number of Reliefs”. in Amerta 29 (2): 18–26.

———. 2015. “Ragam Hias Ular-Naga di Tempat Sakral Periode Jawa Timur”. dalam Amerta, Vol. 33 (2): 85–96.

Saussure, Ferdinand de. 2011. Course in General Linguistics (Translated by Wade Baskin Edited by Perry Meisel and Haun Saussy). New York: Columbia University Press.

Sivananda, Srwi Swami. 2006. Tuhan Siva Dan Pemujaannya. Surabaya: Paramita.

Sooraj, E.M. 2015. “Shatkona: Relationship between Sri Chakra and Star of David A Study of Fractals, Patterns and Life Sciences”. In A Synoptic Collation of Research by SandHI Summer Interns of 2015, 151–58. Kharagpur: Indian Institutete of Technology Kharagpur.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suta, I Made. 2018. “Fungsi dan Makna Lingga dalam Ajaran Agama Hindu”. dalam Widya Duta, Vol. 13: 88–100.

Titib, I Made. 2003. Theologi dan Simbol-Simbol dalam Agama Hindu. Surabaya: Paramita.

Untara, I Made Gami Sandi. 2019. “Kosmologi Hindu dalam Bhagavadgīta”. dalam Jnanasiddhanta, Vol. 1 (1) : 19–27.

Utomo, Bambang Budi. 1981. “Persebaran Yoni di Kedu”. Skripsi Sarjana. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Yuliati, Citha. 1998. “Unsur-Unsur Pemujaan Kesuburan Masa Prasejarah dan Perkembangannya pada Budaya Masyarakat Bali”. dalam Forum Arkeologi, Vol.11 (2): 29–37.

Sumber Online

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. “Lingga dan Yoni Emas Koleksi Museum Nasional No.Inv.780/A8”. Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya. Diakses pada 1 Oktober 2020. https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/ Liṅga-dan-Yoni-Emas-Koleksi-Museum-Nasional.

Narayanaoracle. 2015. “Exploring The Shatkona”. The Narayana Oracle. 2015. https://narayanaoracle.com/?p=505.

Rijk Museum. 2005. “Vairocana”. Collection. Diakses pada 1 Oktober 2020. http://hdl.handle.net/10934/RM0001.COLLECT.2005.

Watt, Jeff. 2017. “Buddhist Deity: Vajrasattva, Heruka”. Himalayan Art Resources. Diakses pada 1 Oktober 2020. https://www.himalayanart.org/items/2230.

Published

2021-12-20

How to Cite

Harriyadi, Harriyadi. 2021. “Studi Pendahuluan Bentuk Simbol Penyatuan Dalam Tradisi India Kuno Yang Ditemukan Di Indonesia”. AMERTA 39 (2):113-28. https://doi.org/10.24832/amt.v39i2.113-128.

Issue

Section

Articles